Translate

Rabu, Oktober 20, 2010

Amazing Toba Lake

Toba, antara Danau dan Lautan
By Benediktus Beben
Perjalanan Ke Sumatera Utara dimulai tgl 14 sampai dengan 18 oktober 2010. Dengan penerbangan domestik,  kami  tiba di Bandara Polonia Medan. Cuaca sangat panas di kota ini tapi kami sangat  antusias. Kami diantar oleh Asdo, sopir sekaligus guide untuk memulai perjalanan ke Danau Toba di kota Parapat. Perjalanan ditempuh sekitar 4 jam.

Sepanjang perjalanan, kami melihat beberapa pesta yang sedang digelar di pinggir jalan. Rupanya orang sumatera khususnya suku Batak, suka pesta untuk berbagai perayaan, pesta pernikahan, pesta kesuksesan, pesta kematian, dll. Kata Guide kami, kalau orang tua meninggal dan anak anaknya sudah menikah semua, itu sebuah kesuksesan bagi mereka dan tidak boleh ditangisi jadi harus dipestakan.

Perjalanan melewati beberapa desa dan kota dengan pemandangan yang sangat indah. Gunung, lembah, rumah rumah adat Batak, semuanya menyegarkan pikiran kami. Semakin dekat ke Danau Toba, cuaca semakin terasa dingin tapi menyegarkan.  Dan alangkah takjubnya ketika dari atas jalan sudah terlihat Danau Toba yang begitu indah terhampar di bawah kami. Sungguh tidak menyangka Danau Toba itu Begitu Luas dan sangat indah, dengan airnya yang biru seperti lautan.
Dari jendela kamar tempat kami menginap, pemandangan indah Danau Toba terhampar luas memanjakan mata kami. Woow tak habis habisnya kekaguman tercetus dari mulut kami. Pemandangan pinggir danau dengan rumah rumah khas pedesaan, cottage, perahu, dan penduduk yang ramah menambah kekaguman dan kebanggaan. Indonesia memang sangat indah, tidak ada Danau yang seindah ini di dunia. Dunia harus tahu dan harus banyak orang datang ke tempat ini.
Sore hari saya berjalan jalan di sekitar tempat kami menginap. Ke pasar , ke dermaga tempat perahu – perahu berlabuh dan  ke toko toko yang menjual cendera mata. Ketika ada di pasar tradisional, terdengar musik  khas Batak. Ternyata ada sebuah pesta pernikahan lagi, tamu sedang menari nari diiringi musik yang semangat. Hebat, di tengah pasar pun mereka pesta dengan tempat seadanya.
Keesokan harinya setelah sarapan pagi, kami berangkat naik kapal Ferry menyeberang ke Pulau Samosir. Pulau tersebut tepat berada di tengah tengah Danau Toba. Semula saya pikir pulau itu kecil tapi ternyata luas sekali. Mungkin lebih luas dari Singapore.. Amazing.

Di Pulau Samosir, kami mampir di desa Ambarita melihat pembuatan kain Ulos, kain tradisional Batak dan melihat peradaban dari jaman Batu suku Sialagan yang merupakan salah satu suku/penduduk asli Pulau Samosir dan juga ke desa Tomok melihat pemakaman kuno suku Sidabutar serta sedikit beli oleh oleh buat kenang kenangan.

Hari ketiga, kami sudah meninggalkan  kota Parapat menuju ke kota Berastagi yang terkenal dengan udaranya yang sangat sejuk di kaki Gunung berapi Sinabung. Perjalanan ke Berastagi harus mengitari sisi lain dari Danau Toba. Kami tak putus putusnya mengagumi keindahan Danau Toba sepanjang perjalanan kami, di setiap ada tempat yang indah dengan latar belakang Danau Toba kami berhenti untuk berfoto. Kami mampir di desa Simarjarunjung menikmati secangkir  minuman jahe dan  pisang goreng yang sangat enak di cuaca yang sangat dingin. Sesudah itu melihat Air terjun Sipiso Piso dari kejauhan.

Siang hari kami sampai di Taman Simalem untuk makan siang. Taman Simalem merupakan sebuah resort baru dengan hotel, restoran, meeting room, perkebunan organic, dan pemandangan yang menakjubkan. Kami diajak berkeliling oleh staff marketing bernama Pak Daniel. Sungguh semakin kagum kami melihat pemandangan Danau Toba dari atas bukit ini. Pokoknya Danau Toba sangat luar biasa, Indah dan menakjubkan dari segala sudut. Terima kasih Tuhan, Engkau telah membawa kami ke tempat yang sangat indah ini dan bertemu dengan banyak orang yang baik hati.

Malam terakhir kami menginap di kota Berastagi yang sangat sejuk. Satu malam tersisa untuk menikmati keramah tamahan Sumatera Utara. Danau Toba masih menyisakan kenangan yang sangat indah di benak kami.
Horas Medan.. Mejuah juah….!!!!

1 komentar: