Translate

Sabtu, Maret 01, 2014

Dieng Plateau

Harmoni Alam dan Budaya Di Dataran Tinggi Yang Indah


By: Benediktus Beben

Kawasan Candi Arjuna
 
Dieng adalah kawasan dataran tinggi di Jawa Tengah, yang masuk wilayah Kabupaten Banjarnegara dan Kabupaten Wonosobo. Letaknya berada di sebelah barat kompleks Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing.
 
Dieng merupakam kawasan vulkanik aktif dan dapat dikatakan merupakan gunung api raksasa dengan beberapa kepundan kawah. Ketinggian rata-rata sekitar 2.000 m di atas permukaan laut. Suhu berkisar 15—20°C di siang hari dan 10°C di malam hari.
Pada musim kemarau (Juli dan Agustus), suhu udara dapat mencapai 0°C di pagi hari dan memunculkan embun beku yang oleh penduduk setempat disebut bun upas ("embun racun") karena menyebabkan kerusakan pada tanaman pertanian.
 
Pelataran Candi Arjuna
 
Hujan rintik rintik dan kabut tebal menyelimuti pegunungan ketika mobil kami memasuki wilayah Dieng. Sebentar kemudian langit sore hari sedikit cerah kembali dan menampilkan pemandangan pegunungan dan lembah yang hijau.
 
Pelataran Candi Arjuna
 
Pukul 5 sore, kami menginjakan kaki di sebuah penginapan yang sudah kami booking sebelumnya. Hawa dingin menusuk tulang. Lantai yang kami injak serasa bongkahan es batu.
 
Pemilik penginapan menyambut dengan ramah mempersilahkan kami untuk tidak  ragu menempati rumah itu. Kami pun beristirahat sejenak sambil ngobrol dengan pemilik rumah.
 
Malam hari, kami jalan - jalan  di luar penginapan untuk mencari makan. Ternyata di luar ramai juga dengan wisatawan. Kami mampir di sebuah rumah makan dan memesan semangkok mie ongklok ( makanan khas Dieng) dan nasi rames yang cukup enak mengobati rasa lapar kami.
Malam ini adalah malam pertama kami menginap di Puncak Dieng yang dingin.... Tetapi kami bias tidur dengan pulas setelah melakukan perjalanan yang cukup jauh.
 
Candi Arjuna
 
Keesokan harinya, kami mengunjungi objek objek wisata yang ada di sana antara lain kompleks Candi Arjuna yang indah dan bersih. Candi Arjuna merupakan salah satu kompleks Candi Hindu disamping Kompleks candi-candi Hindu lainnya yang dibangun pada abad ke-7, antara lain: Candi Gatotkaca, Candi Bima, Candi Semar, Candi Sembadra, Candi Srikandi, Candi Setyaki, Gangsiran Aswatama, dan Candi Dwarawati. Pemandangan di sekitar Candi dan pelatarannya sungguh indah...
 
Setelah puas di Candi Arjuna, kami melanjutkan wisata ke sebuah telaga yang sungguh eksotis yaitu Telaga Warna, sebuah telaga yang sering memunculkan nuansa warna merah, hijau, biru, putih, dan lembayung,
 
Berjalan menyusuri Telaga ini, serasa berada di negara Eropa di saat musim semi...
Telaga Pengilon, letaknya bersebelahan persis dengan Telaga Warna, uniknya warna air di telaga ini bening seperti tidak tercampur belerang. Keunikan lain adalah yang membatasi Telaga Warna dengan Telaga Pengilon hanyalah rerumputan yang terbentuk seperti rawa kecil.
 
Selain kedua telaga itu, ada sebuah Telaga lainnya yaitu Telaga Merdada, merupakan Telaga yang terbesar di antara telaga yang ada di Dataran Tinggi Dieng. Airnya yang tidak pernah surut dijadikan sebagai pengairan untuk ladang pertanian. Bahkan Telaga ini juga digunakan para pemancing untuk menyalurkan hobi atau juga wisatawan yang sekadar berkeliling dengan perahu kecil yang disewakan oleh penduduk setempat.
 

Kawah Sikidang
 
Kawasan Dieng, yang merupakan daerah pertanian, menghasilkan buah dan sayuran segar.. salah satu makanan khas adalah manisan buah kates yang disebut CARICA dibuat dari semacam buah pepaya. Rasanya enak seperti buah peach. Sayur - sayuran yang kami lihat di pasar setempat terutama kentang sungguh sangat bagus dan berkualitas.
 
Telaga Warna
Tempat lainnya yang kami kunjungi adalah Kawah Sikidang. dari bibir kawah, kami melihat kawah dengan lahar yang bergolak dan menyemburkan aroma belerang yang tertiup angin.
 
Di dataran tinggi Dieng cuaca sangat dingin tapi siang itu matahari bersinar terang dan membuat udara hangat sehingga kami merasa betah berlama-lama di sana. Kami juga mampir ke perkebunan "TEH TAMBI" yang sangat luas.
 
Telaga Warna
Sungguh indah Puncak Dieng dengan tradisi dan kearifan lokal yang terpelihara, di antara peninggalan kebudayaan Hindu yang yang kaya, suara azan berkumandang memanggil umatnya untuk berdoa. Tanah subur dan pemandangan elok serta budaya yang indah sungguh suatu harmoni...
 
Dalam perjalanan pulang, kami menginap 1 malam dan berwisata sejenak di kota Wonosobo. Makan di salah satu restoran tua yang sangat enak dan menelusuri sedikit sudut-sudut kota kecil yang indah ini.
 
 
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar