Translate

Senin, Oktober 31, 2016

Holly Land, Mesir, Israel dan Palestina (bagian 1)

Menjejakan kaki di Tanah Suci

By: Benediktus Beben

Bulan Nopember 2016, kami melakukan perjalanan Ziarah ke Tanah suci (holly Land) melintasi Mesir, Israel, dan Palestina.

Ada perasaan takut dan khawatir pada awalnya untuk melakukan perjalanan ini karena situasi politik dan peperangan yang terjadi di Timur tengah yang kami lihat dan dengar di media masa.

Tetapi keinginan kuat dan rasa ingin tahu yang begitu besar mendorong kami untuk berani melakukan perjalanan ziarah ini.

Rupanya Tuhan mengabulkan harapan dan doa kami. Melalui ajakan teman kami dan kebaikan yang sangat besar yang kami terima, akhirnya sampailah kami ke Holly Land..

Disambut Penari Sufi di Kairo
Perjalanan yang penuh syukur ini bagaikan membuka lembaran lembaran kitab suci.. membaca dan langsung napak tilas semua peristiwa yang terjadi ribuan tahun lalu seperti yang di wartakan di Kitab suci. Perjalanan kami dimulai dari Old Cairo, Mesir menyusuri tempat tempat sejarah dari Kitab Perjanjian Lama.

Hari pertama Setibanya di Kairo, kami dibawa ke Gereja Gantung atau Hanging Church, Gereja Abu Sirga, Ben Ezra Synagoge dan Gereja St. Simon The Tanner atau dikenal dengan Gereja Sampah.

Inilah sekilas sejarah tempat tempat yang kami kunjungi di Hari pertama peziarahan kami. (disadur dari berbagai sumber).

1. GEREJA GANTUNG (Gereja Koptik Santa Perawan Maria) 

Sudah banyak peziarah ketika kami Memasuki gereja koptik ini. Sambil mendengarkan kisah dari tour leader kami, mata memandang ke tiap sudut gereja sambil berdoa dan bersyukur pada Tuhan. Berjalan menyusuri lorong lorong sempit karena tempat tempat ini berada dalam satu kawasan

Gereja Ortodoks Koptik Santa Perawan Maria juga dikenal sebagai Gereja Gantung (El Muallaqa) adalah salah satu gereja tertua dan bersejarah di Mesir.Memiliki nama lain Al-Muallaqa yang artinya sesuatu yang digantung. Hal ini dikarenakan gereja tersebut dibangun di atas tanah dan ditunjang oleh tiang yang menahannya.

Gereja ini merupakan gereja Koptik yang paling terkenal di kota Kairo dan gereja ini dipersembahkan kepada Perawan Maria maka gereja ini dikenal juga sebagai gereja Maria.

Koptik berasal dari bahasa Yunani ‘Copt’ yang artinya Mesir. Jadi Gereja Kristen Ortodoks di Mesir disebut sebagai 'Gereja Koptik'.

Dibangun pada abad ke-7 Masehi dan pada abad ke-11 bangunan ini kediaman resmi Paus Ortodoks Koptik dari Aleksandria.

Di bagian depan terdapat mimbar yang ditunjang oleh 13 pilar yang mewakili Yesus bersama ke 12 murid-Nya. Yang menarik dari ke 13 pilar tersebut adalah terdapat pilar yang berwarna hitam yang berarti Yudas Iskariot dan yang berwarna abu-abu yang berarti Tomas.

Kebanyakan ikon di dalam gereja ini berasal dari abad ke 8 bahkan ada yang berasal dari abad ke 5 dan 6 masehi.

Di dalam dari gereja ini terdapat ruangan yang dipersembahkan kepada Perawan Maria, St. George dan Yohanes Pembaptis.
Selanjutnya kami mengunjungi Gereja Abu Sirga yang merupakan tempat pengungsian keluarga kudus ketika dikejar Raja Herodes.

2. GEREJA ABU SIRGA (St. Sergius Church)

Gereja Abu Sirga merupakan Gereja Tertua di kota Cairo, yang dibangun sekitar abad ke 4. Gereja ini didedikasikan kepada 2 orang martir abad awal bernama St. Sergius dan Bacchus yang juga secara tradisi gereja ini didirikan di tempat kediaman dari Keluarga Kudus ( Yusuf, Maria dan bayi Yesus Kristus ) selama mereka mengungsi di Mesir dikarenakan pengejaran dari Raja Herodes ( Mat 2 : 13 ).

Kemungkinan besar bangunan gereja didirikan pada sekitar abad ke 5. Dan sempat rusak akibat kebakaran yang terjadi pada tahun 750. Setelah itu bangunan direstorasi kembali pada abad ke 8. Dan juga direnovasi secara berkelanjutan selama abad pertengahan.

Dari bentuk dan gaya bangunannya, sangatlah mudah menentukan bahwa bangunan gereja ini merupakan gaya gereja Koptik awal, dengan bentuk atapnya menyerupai Bahtera Nuh serta ada 12 tiang kolum yang menyangga gereja (melambangkan 12 rasul Kristus).

Di bawah gereja terdapat Gua yang secara tradisi dipercaya sebagai tempat tinggal Keluarga Kudus pada saat mereka berada di Mesir.

Gereja ini terus dikunjungi oleh para peziarah dan turis dari seluruh dunia mengingat peristiwa pengungsian Yesus, Maria dan Yusuf ke Mesir. Setiap tahunnya pada kalendar Gereja Koptik ( hari ke 24, bulan Bachons ) di gereja ini diadakan misa untuk memperingati peristiwa tersebut, yang terus diadakan sampai hari ini.

 

3. BEN EZRA SYNAGOGE

Situs lainnya yang akan kita singgahi masih terdapat dalam satu kesatuan komplek Kristen Koptik di Mesir; adalah, rumah ibadah orang Yahudi di Kairo, yang bernama Ben Ezra Synagogue.

Rumah ibadah ini berdasarkan penelitian arkeologi diperkirakan sebagai rumah ibadat tertua yang ada di Kairo. Nama lain dari Ben Ezra Synagouge adalah El-Geniza Synagouge.

Berdasarkan catatan sejarah situs ini dahulu, atau tepatnya pada abad ke-8, adalah bagian gereja yang berlokasi dibelakang Gereja Gantung El Muallaqah yang terpaksa dijual kepada Rabi Abraham Ben Ezra dari Yerusalem seharga 20.000 dinar, dikarenakan orang-orang Koptik saat itu harus membayar pajak yang demikian tinggi kepada pemerintah yang berkuasa di Mesir.

Rumah ibadah ini dikatakan juga dibangun pada lokasi dimana Nabi Musa saat ia masih bayi dihanyutkan di sungai Nil yang kemudian ditemukan oleh putri Firaun bersama-sama para dayangnya saat mereka sedang mandi di sungai itu.

Walaupun bangunan asli telah lama runtuh, tetapi renovasi yang dilakukan disesuaikan dengan bentuk aslinya, sehingga rumah ibadah itu seakan-akan sesuai dengan bentuk aslinya. Ben Ezra Synagogue dibangun dengan gaya Basilican berlantai dua, satu untuk pria dan lantai kedua untuk wanita.
Lantai utama dipisahkan oleh batang baja menjadi tiga bagian, dan di tengah terdapat batu marmer untuk tempat membaca Taurat. Dinding, langit-langit dan kolom yang dihiasi dengan pola geometris dan bunga dalam gaya Turki.

Tapi satu hal yang menjadikan Sinagoga ini sangat populer keberadaannya, adalah penemuan ruang Geniza (sebuah ruangan tersembunyi tempat penyimpanan buku-buku suci dan gulungan Taurat) dan juga termasuk salinan Kitab Perjanjian Lama yang ditulis tangan oleh Esra diatas kulit rusa. Penemuan diperoleh selama berlangsungnya rekonstruksi Synagogue pada abad ke-19, yang mengungkapkan ribuan dokumen asli dari Abad pertengahan yang berjumlah lebih dari 250.000 naskah.

4. GEREJA SAMPAH (Gereja St. Simon The Tanner)

Old Cairo dan Bukit Mokattam merupakan dua wilayah di Kota Kairo yang tidak kalah menarik untuk dikunjungi. Kedua wilayah ini cukup terkenal dengan warisan bernilai sejarah dan tradisi Kristen Koptik.

Koptik secara spesifik memang mengacu kepada penganut Kristen di Mesir dan penganut Koptik ini adalah penganut Kristen yang terbesar di wilayah Timur Tengah walaupun di Mesir sendiri merupakan golongan minoritas dengan perkiraan sekitar 10% dari penduduk Mesir yang menganut ajaran ini. .

Bukit Mokattam sangat terkenal di Mesir dan memiliki kisah unik tersendiri yang mendapat tempat di hati umat Kristen Koptik Mesir. Kisah ini jugalah yang menceritakan asal-usul Gereja Sampah di Bukit Mokattam.

Mengapa mendapat julukan Gereja Sampah? karena untuk mencapai gereja yang terletak di atas bukit itu, pengunjung memang terpaksa melalui perkampungan Zabaleen. Zabaleen atau garbage people atau pemulung atau pengumpul sampah memang adalah orang-orang yang tinggal di perkampungan sampah di wilayah Bukit Mokattam.

Tahun 2011 tercatat sekitar 60 ribu penganut Kristen Koptik hidup di perkampungan ini mencari nafkah sebagai pengumpul sampah. Nah, jadi sudah dapat dibayangkan bagaimana kira-kira aroma jalan yang dilalui untuk menuju bangunan gereja di atas bukit. Jalan perkampungan yang kecil, menanjak dan berdebu ditambah lagi keramaian penduduk cukup membutuhkan keahlian dan kesabaran tersendiri dalam mengemudikan kendaraan.

Nama asli gereja Sampah sebenarnya adalah Gereja Santa Perawan Maria dan St. Simon the Tanner. Nama tersebut adalah nama bangunan utamanya selain ada beberapa bangunan lagi di sekitar bangunan utama, yaitu Gereja St. Bola, Gereja St. Markus, dan Aula Simon the Tanner. 

Uniknya bangunan-bangunan gereja tersebut memang berada di gua yang terdapat di Bukit Mokattam. St. Simon the Tanner (St. Sama'an dalam bahasa Arab) sendiri adalah tokoh utama yang diabadikan untuk bangunan bersejarah di wilayah ini. Gereja Sampah dengan kapasitas yang dapat menampung sekitar 20 ribu orang dan dengan aulanya yang dapat menampung sekitar dua ribu orang diklaim sebagai gereja dengan daya tampung terbesar di Timur Tengah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar