Translate

Jumat, Juni 09, 2017

Cinque Terre, Italia

Pelangi  di Tebing Karang Laut Mediterania

By: Benediktus Beben

Kamis 8 Juni 2017 pukul 9 pagi, kami berdua sudah berada di Stasiun Termini Roma. Pagi ini kami akan mampir ke kota Pisa untuk melihat menara miring yang sangat terkenal itu. Dari Pisa kami naik kereta api lagi menuju tempat impian Cinque Terre, Italia.
Riomaggiore
Karena perkiraan sampai ke Cinque Terre sore hari, jadi kami memutuskan untuk nginap dulu di kota terdekat bernama La Spezia.

Cinque Terre yang berarti "lima daratan" merupakan wilayah pesisir yang berbukit-bukit di Riviera Italia  yang merupakan bagian dari wilayah Liguria. Desa-desa ini pada umumnya merupakan daerah nelayan dan sekarang ramai dikunjungi turis mancanegara  yang berlibur saat musim panas maupun musim dingin.

Pukul 3 sore sampailah kami di stasiun kota kecil La Spezia. Kami berjalan keluar stasiun untuk mencari hotel tempat kami menginap bernama Affitacamere Lavanda. Menyusuri jalanan menuju ke tengah kota yang ramai dengan turis, sampailah kami di alamat yang kami tuju.
Di Tengah kota La spezia
Penginapan nya  terletak di tengah keramaian kota dan kami sempat kesulitan untuk masuk  karena harus membuat janji dulu dengan pemilik penginapan bahwa kami akan datang hari ini. Untunglah pemilik penginapan datang menemui kami, seorang gadis cantik dan sangat ramah. Dia  mempersilahkan kami menikmati kamar yang sudah disediakan. Kamarnya tidak begitu luas tetapi sangat asri dengan nuansa abad lalu..
Perahu nelayan di dermaga Riomaggiore


Setelah rehat sebentar dan membereskan barang bawaan, kami keluar kamar untuk jalan - jalan di sekitar sini melihat pertokoan dan pemandangan kota.

Hari sudah menjelang malam tetapi masih cerah, walaupun begitu kami harus mencari makan malam karena perut sudah berontak kelaparan. Kamipun mampir di sebuah Café di seberang hotel.

Kami dilayani seorang waiter setengah baya yang sangat ramah, duduk berdua di meja teras Cafe sambil melihat pemandangan dan lalu lalang turis yang aneka ragam, merupakan saat saat yang paling berkesan.




Riomaggiore
Keesokan harinya, kami sudah berada di stasiun Kereta api La Spezia. Barang bawaan kami titip di pemilik penginapan sampai kami check out sore hari nanti sepulang dari Cinque terre. Tidak sabar rasanya untuk segera mengunjungi desa impian kami Cinque Terre.. Perjalanan dengan kereta api hanya memakan waktu 10 menit sampai di Riomagiore, desa pertama yang kami kunjungi.  Akhirnya kesampaian juga menjelajahi desa-desa kecil indah di tepi Laut Mediterania ini.

Debur ombak laut pada musim panas, memandang susunan rumah warna warni cerah yang berdiri di tebing-tebing karang, Ratusan turis yang sedang bercengkrama, berjemur menikmati panasnya matahari, nyebur ke laut tenang di antara karang karang, adalah mimpi yang menjadi kenyataan.



Cinque terre buat saya adalah sebuah mimpi dan angan-angan. Tetapi saya yakin  kalau Tuhan berkenan saya akan sampai ke sana. Dan Puji Tuhan, impian dan angan saya terkabulkan.

Manarola
Nyebur di pantai Cinque Terre dan berenang di antara karang - karang ini adalah mimpi terindah yang jadi nyata  Foto - foto  dari searching internet sering saya lihat sambil berkhayal sampai ke tempat ini.. Dan sekarang, saya bisa menikmatinya dalam kenyataan. Terima kasih Tuhan karena Rahmat dan anugerahMU lah bisa mewujudkan angan kami menjadi nyata.



Birunya laut menggoda untuk nyebur..
Karena kami pergi berdua saja maka Cinque terre jadi destinasi wajib kami, karena pada umumnya, Cinque Terre jarang dimasukkan dalam rute wisata biro perjalanan Indonesia yang menawarkan destinasi Eropa, hanya negara- negara dan kota-kota besar dan terkenal yang ditawarkan. Padahal tak sulit mencapai Cinque Terre.


Kesampaian nyebur di Cinque Terre
Cinque Terre berarti  5 desa atau daratan , terdiri dari  Riomaggiore, Manarola, Corniglia, Vernazza, dan Monterosso. Desa-desa cantik yang berdiri di tebing- tebing karang terjal di tepi Laut Mediterania ini merupakan desa-desa nelayan, hidup dari hasil laut dan hasil perkebunan seperti anggur dan sayuran.  Dan sekarang Cinque Terre sudah diakui sebagai salah satu warisan dunia UNESCO karena keunikannya.

Sudut kota
Kelima desa ini dihubungkan dengan jalan setapak naik turun bukit diantara tebing karang persis di tepi Laut Mediterania. Anda yang biasa jalan kaki, bisa jalan santai mengunjungi ke lima desa ini dengan menyusuri jalan kecil ini. 
Best food
Namun, jika Anda tidak biasa jalan kaki, bisa menumpang kereta yang melewati kelima desa tersebut setiap 10-15 menit sekali. Perlu diingat, saat musim panas tiba, banyak sekali turis lokal dan mancanegara menyerbu desa-desa cantik itu sehingga bisa dipastikan harga penginapan melambung dan agak susah untuk mendapatkan ruang di dalam kereta, harus berdesakan dengan penumpang lain.

Add caption
Karena waktu kami sangat terbatas, kami memutuskan untuk menggunakan jasa kereta api saja, dari La Spezia, kami turun di stasiun kecil desa Riomaggiore. Hari masih pagi, belum banyak aktivitas di desa ini tapi wisatawan sudah mulai berdatangan. Kami berjalan menyusuri lorong - lorong desa, dan sampailah ke sebuah pantai dengan perahu perahu nelayan yang masih bersandar di tepi pantai..


Manarola dari kejauhan
Pemandangan perumahan berwarna cerah, jalan jalan setapak menyusuri bukit batu, nuansa biru laut Mediterania dan penduduk local yang ramah adalah suasana yang ditawarkan di Cinque Terre. Kami naik tangga menyusuri jalan sempit menuju ke sebuah pelataran di sebuah cafe, menikmati pemandangan laut biru yang terpampang di depan mata dan terpaan angin semilir membuat kami terhanyut dalam khayalan.
Setelah puas menikmati indahnya Riomaggiore, kami naik kereta lagi menuju desa Manarolla.. Desa ini agak besar tampaknya dibandingkan desa tadi. Berjalan agak jauh menyusuri jalanan di Manarola dengan pemandangan toko toko souvenir, rumah rumah yang cantik, kegiatan warga setempat yang sangat menarik sekali.
Sampailah kami di ujung desa.. Dari pelataran tempat kami berpijak, tampak di bawah ada cerukan seperti kolam renang pribadi di atara karang - karang. Pemandangan ini akhirnya mendorong hasrat saya untuk turun ke pantai itu, bercelana pendek yang sudah saya siapkan dan byurrr..
Inilah mimpi saya yang menjadi kenyataan, nyebur bebas di pantai laut Mediterania. Ada beberapa turis yang sedang menikmati kesejukannya dan sungguh pengalaman yang tidak terlupakan bisa bergabung dengan mereka menikmati sejuknya air laut mediterania di Cinque Terre... setelah puas berenang, saya berjalan ke atas bukit menyusuri jalan setapak dengan pemandangan sebelah kanan adalah perkebunan dan sebelah kiri laut biru lepas dengan wajah desa cantik dan semakin cantik jika dipandang dari kejauhan... Hmmm sungguh indahnya..
Kami melanjutkan perjalanan ke desa Corniglia. Ketika sampai di stasiun, kami berjalan menuju sebuah bis yang akan mengangkut turis ke desa ini, tetapi kami terlambat dan harus menunggu bis berikutnya. tetapi karena lama bis nya tidak kunjung tiba, kami memutuskan untuk melanjutkan perjalanan ke desa yang ke 4 bernama Vernazza.

Makan siang di Vernazza
Kami bisa lebih santai di desa ini, menikmati makan siang sea food yang nikmat di tepi pantai. Karena ini desa nelayan, kami pastikan harus menikmati hasil lautnya... dan sungguh luar biasa, makanan yang kami pesan sungguh sangat nikmat..
Vernazza
Rupanya Vernazza adalah desa terakhir yang bisa kami kunjungi, hari menjelang sore dan kami harus segera meninggalkan Cinque terre dan kembali ke kota Roma.



Ice Cream Italia tiada duanya...
So, hanya 3 desa yang bisa kami nikmati kali ini. mungkin suatu hari nanti masih bisa mengunjungi desa terakhir Cinque terre yaitu Monterosso dan desa Corniglia yang belum sempat kami jelajahi.. tetapi puji Tuhan, semua nya sangat kami syukuri. Tuhan sudah memberi kenangan indah dan mewujudkan mimpi kami sampai ke cinque terre yang terasa di surga..

 


 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar