Translate

Selasa, Juni 06, 2017

Brussel, belgia


Si Manekin Piss Yang Membius Dunia

By: Benediktus Beben

Senin tanggal 05 Juni 2017, kami sudah tiba di Stasiun kereta Amsterdam Centraal untuk melanjutkan perjalanan mengujungi kota brussel Belgia. Pagi-pagi, kami sudah pamit sama Tante Mei Ing tempat kami menginap di kota Zaandam, untuk melanjutkan petualangan kami.

Perjalanan dengan kereta api dari Amsterdam centraal sampai ke Bruxelles Midi, kami tempuh sekitar 2 jam dan sampailah kami di sebuah Stasiun yang kuno dan megah.
Kami hanya singgah 1 hari saja di kota Brussel jadi kami langsung menuju Hotel Novotel Brussel Airport untuk check in dan menyimpan barang bawaan kami. Kami sengaja memilih hotel dekat Airport supaya lebih cepat sampai ke Airport keesokan harinya untuk melanjutkan perjalanan ke Roma
Brussel/Bruxelles merupakan ibukota Negara Belgia yang terletak di antara Negara Belanda dan Perancis. Oleh karena itu, Brussel menjadi kota yang dilewati oleh wisatawan yang bepergian dari Paris ke Amsterdam atau sebaliknya.
Di Depan stasiun kereta
Sejak Perang Dunia Kedua berakhir, Brussel menjadi pusat politik internasional dan organisasi internasional seperti ibu kota de facto Uni Eropa (selain Luksemburg dan Strasbourg) dan markas lembaga Uni Eropa, Sekretariat Benelux dan markas Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).
Sebuah Gereja
Kota ini dulu dihuni oleh penutur bahasa Belanda, kemudian perlahan beralih ke bahasa Perancis pada akhir abad ke-19. Kini, bahasa yang paling banyak dituturkan di kota ini adalah bahasa Perancis. Daerah Ibu Kota Brussel secara resmi merupakan daerah terkurung dwibahasa di Wilayah Flandria.

Semua papan jalan, nama jalan, dan berbagai iklan dan jasa menggunakan dua bahasa. Brussel lama-kelamaan semakin multibahasa seiring bertambahnya jumlah migran, ekspatriat, dan masyarakat minoritas yang menuturkan bahasanya masing-masing.
Mayoritas penduduk di Brussel beragama Katolik Roma namun pada tahun 2005, banyak terdapat penganut agama Islam hingga mencapai 25% dari penduduk di Brussel. Hal ini dikarenakan banyaknya pendatang yang berasal dari Turki dan Maroko. Jadi bagi anda yang beragama Muslim, tidaklah terlalu sulit untuk mendapatkan restoran halal selama berada di Kota Brussel.
Hari sangat cerah ketika kami tiba di Brussel. Dari Hotel tempat kami menginap, kami ikut mobil commuter hotel untuk sampai ke stasiun kereta api. Tujuan kami untuk mengunjungi beberapa tempat ikonik di kota ini kami tempuh dengan jalan kaki dan naik kereta api.
Museum tintin nya tutup jadi foto depan nya saja
Sebenarnya ada beberapa tempat yang wajib dikunjungi di kota brussel ini, seperti Atomium yang merupakan ikon kota Brussel, manekin Piss, Grand Palace, Katedral Michelle, Belgian Comic Strip Center dimana kita bisa mengeksplor komik terkenal Belgia yaitu Tintin dan kawan kawan (Buat penggemar komik Tintin  pastilah kenal dengan tokoh ini),

Juga ada beberapa tempat menarik lainnya. Tetapi karena waktu kami terbatas, kami hanya mengunjungi tempat yang sangat ingin kami lihat  yaitu Grand Palace, dan si mungil yang membius dunia yaitu Manekin Piss.
Dari Brussel centraal, kami berjalan kaki saja menuju Grand Place (Grote Markt) yang punya monumen-monumen penting, ada balai kota dan beberapa museum. Apa menariknya? Grand Place termasuk alun-alun yang paling indah di Eropa. Gaya bangunan terdiri dari 3 Era, yaitu Barok, Gothic dan Louis XIV. Pada tahun 1998 tempat ini masuk dalam daftar warisan Dunia UNESCO.

Kami sudah terkagum kagum begitu tiba di komplek ini dengan bangunan bangunan kuno sekeliling mata memandang. Duh sampai ga bisa berkata kata saking kagumnya. Tetapi sebelum bertambah kagum dan pingsan, kami harus mengisi perut dulu karena perut sudah keroncongan.
Pengamen keren
Kami duduk di salah satu meja di halaman sebuah Cafe menikmati cerahnya hari ini, dengan eforia turis mancanegara dan suasana yang sangat nyaman. Kata orang, kalau sampai ke Belgia cicipi makanan khas negara ini terutama Belgian wafel, tapi itu no 2 bagi kami. Yang lebih menarik selera kami adalah kentang goreng dan keong rebus (Mosselen) nya yang sangat enak katanya.
So, kami pesan 1 Mosselen rebus dan kentang goreng dan 1 bitter balen . Rasanya? Hmm menggugah selera.. apalagi kita lagi kelaparan. Makan enak, suasana santai, pemandangan indah, dan hati senang sungguh sangat sempurna apalagi sayup sayup terdengar nyanyian merdu dari para pengamen jalanan.
Setelah perut kami terisi, kami jalan jalan lagi keliling komplek Grand palace. Kami berada di tengah-tengah bangunan tinggi dan kuno yang sangat megah sampai pusing mau foto di sisi mana..

Para pelukis tampak sedang berusaha menuangkan pemandangan ini ke atas kanvas dan sebagian orang hanya termenung mengagumi kemegahannya. Kami berjalan di antara lorong-lorong bangunan ini, banyak toko-toko souvenir, toko makanan dan butik-butik terkenal  dengan merek yang mendunia.
Penasaran dengan kata orang, kamipun antri di sebuah toko penjual Wafel belgia. Setelah antri beberapa lama kamipun bisa mencicipi Wafel belgia di tempat asalnya tapi menurut saya rasanya terlalu manis jadi biasa-biasa saja.
Kami meneruskan berjalan kaki.mengexplor tempat ini sebisa kami. Ketika tiba di sudut jalan, ada 1 buah kereta kuda yang lewat dengan kusir seorang perempuan cantik membawa turis berkeliling Grand palace.
Tujuan kami selanjutnya yaitu ingin ketemu si Manekin yang jadi ikon  Belgia. Dari kejauhan kami lihat kerumunan orang sedang berfoto.. aah rupanya itulah tempat si Manekin. Ternyata patungnya kecil saja berada di sudut jalan, tetapi hebatnya patung kecil berupa anak laki sedang pipis ini sudah terkenal sampai seantero jagat.
Duh hebatnya sampai sampai kita harus bergiliran untuk berfoto. Tetapi sayang, saat kami datang, sedang ada renovasi di sekitar Manekin Piss ini sehingga pemandangannya kurang bagus. Tapi apapunlah foto saja biar ga penasaran haha..
Tidak kami lewatkan, masuk ke pusat perbelanjaan 'Galeries royales st. Hubert' yang sangat megah. Memasuki bangunan ini, saya teringat Galeria Vttoria Emanuele II di kota Milan Italia yang pernah kita singgahi beberapa waktu lalu..
Waktu tidak terasa berlalu untuk mengagumi sedikit sudut indah kota brussel. Rasa puas dan kagum masih dalam ingatan. Hari sudah menjelang sore, kami pun berjalan pulang sambil menikmati pemandangan kota Brussels yang tidak terlupakan..


 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar