Translate

Rabu, November 09, 2016

Petra, Jordania

The Lost City .. Lost My Soul

By: Benediktus Beben

Salah satu tempat di dunia yang ingin aku kunjungi adalah Petra dan Terima kasih Tuhan sudah memberi kesempatan untuk mengunjungi tempat yang indah ini di bulan Nopember 2016.

Petra yang berarti "batu" dalam bahasa Yunani, adalah sebuah situs arkeologikal di Ma'an, Yordania. Tempat ini terkenal dengan bangunan arsitektur yang dipahat pada bebatuan serta sistem pengairannya yang istimewa. Petra bisa ditempuh sekitar 3-5 jam perjalanan darat dari kota Amman, Yordania.

Diperkirakan dibangun pada awal tahun 312 sebelum masehi, sebagai ibu kota dari Nabath, yang sekarang menjadi simbol dari Yordania, dan juga menjadi tempat kunjungan favorit para turis manca negara. Tempat ini terletakdi dataran rendah di antara gunung-gunung Gunung Hor yang membentuk sayap timur Wadi Araba, lembah besar yang berawal dari Laut Mati sampai Teluk Aqaba.

Situs ini tidak pernah diketemukan oleh dunia barat hingga 1812, ketika pengelana dari Swiss, bernama Johann Ludwig Burckhardt menemukannya untuk pertama kalinya. Situs ini digambarkan seperti "sebuah kota mawar merah yang antik" dalam salah satu puisi yang menang dalam lomba Newdigate Prize, karya dari John William Burgon.

Sedangkan UNESCO menyatakannya sebagai "salah satu peninggalan kultural yang paling penting dalam peradaban manusia" dan masuk sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO sejak 6 Desember 1985. Petra dipilih oleh majalah "Smithsonian" sebagai salah satu dari "28 tempat yang harus dikunjungi sebelum meninggal dunia.

Wow.. jika demikian, saya termasuk orang yang sanagat beruntung bisa menginjakan kaki di tempat ini selagi kaki masih bisa melangkah dan mata masih bisa menikmati keindahannya..

Petra salah satu tempat yang sering saya lihat di poscard atau di majalah traveler dan saat saya sendiri yang menginjak tanah ini sungguh luar biasa rasanya. Kekaguman dan rasa duka menyelimuti perasaan saya selama berada di Petra.....

Petra terletak ditengah-tengah antara Teluk Aqaba dan Laut Mati pada ketinggian kurang lebih 800 hingga 1.396 meter diatas permukaan laut, di sebuah lembah dari sebuah pegunungan Edom, sebelah timur dari lembah Arabah.

Lokasi dari Petra, tersembunyi di antara bebatuan dan tebing bertingkat dengan pasokan air yang sangat baik, menjadikannya tempat ideal untuk sebuah kota mandiri.

Tempat tersebut hanya bisa dikunjungi melalui celah sempit di pegunungan dari arah barat daya atau timur melalui sebuah canyon dengan panjang kurang lebih 1,5 kilometer dan kedalaman 200 meter, yang disebut dengan Siq, sebagai akses utama, yang merupakan celah sangat sempit, dengan lebar hanya 2 meter.

Ketersediaan air dan keamaanan yang dimilikinya menjadikan Petra sebagai tempat perhentian yang layak di perlintasan jalur-jalur kafilah penghubung Mesir dengan Suriah dan Arab Selatan dengan Mediterania, yang terutama menyalurkan barang-barang mewah

Dunia usaha yang digerakkan oleh kafilah-kafilah dan pemungutan cukai menghasilkan keuntungan besar bagi orang-orang Nabatea. Dengan demikian kota ini menjadi sebuah pasar yang penting sejak abad ke-5 SM sampai abad ke-3 SM.

Sebenarnya, asal usul suku Nabatea tak diketahui pasti. Mereka dikenal sebagai suku pengembara yang berkelana ke berbagai penjuru dengan kawanan unta dan domba.

Di tahun 1985 UNESCO mendeklarasikan Taman Arkeologi Petra sebagai situs World Heritage, dan pada 2007  dinobatkan sebagai salah satu keajaiban dunia.

Tak mengherankan, sebab Petra sangat spektakuler. Di Petra terdapat amat banyak bangunan religius semacam kuil, biara, makam, atau tempat pengorbanan. Semua bangunan tersusun dari batu pasir nan kokoh, dengan perpaduan arsitektur Timur Tengah dan Arab. Keindahannya sangat luar biasa.

Perjalanan ke Petra akan terus melekat dalam ingatan saya karena tadi malam sebelum keberangkatan ke petra, saya mendapat berita duka meninggalnya Ibu saya tercinta (10 nopember 2016). Hari ini 11 Nopember 2016 adalah hari terakhir perjalanan dan tadi malam saya dan istri memutuskan untuk melanjutkan perjalanan ke Petra sambil menunggu jadwal pulang ke tanah air.

Setelah menempuh perjalanan yang cukup lama dari hotel di kota Amman, akhirnya kami tiba di Petra. Dari tempat bis berhenti, kami harus berjalan kaki sekitar 2 jam menyusuri jalanan tanah berbatu dan cuaca terik untuk sampai ke Herritage Petra.

Kami berjalan beriringan dengan banyak turis dari manca negara. Ada pula turis yang naik kuda dan menumpang kereta kuda yang unik seperti di film Indiana Jones: The Last Crusade. Ya, karena di Petra pernah dijadikan lokasi syuting film itu di tahun 1980an.

Para pejalan kaki harus rela berbagi jalan dengan kereta kuda dan penunggang kuda lainnya yang semuanya bertujuan sama menembus celah sempit untuk sampai ke kota kuno Petra. 



Cuaca sangat terik saat kami berjalan kaki menuju petra. Kami mulai memasuki situs ini di jalanan berdebu. di kiri kanan kami mulai tampak bukit bukit batu sepanjang perjalanan.

Cuaca teduh dan berangin ketika kami mulai memasuki celah diantara dinding pasir batu menuju Petra. Berjalan di antara dinding dinding pasir batu yang berwarna coklat muda, abu dan warna eksotik lainnya.

Dinding dinding itu rupanya merupakan pasir padat dan tampak mengkristal sehingga memantulkan kilauan ketika terkena sinar matahari. Dari pasir pasir di Petra ini banyak dibuat Souvenir yang indah.

Kami terus berjalan menyusuri jalanan sempit di antara dinding dinding pasir berbagi jalanan dengan para turis lainnya juga dengan kereta kuda , penunggang keledai dan penunggang kuda. Harus berjalan agak ke pinggir supaya aman.

Kekaguman kami memuncak ketika kami tiba di ujung  lorong  dan di depan mata kami tampak bangunan kuno hasil pahatan yang sangat menakjubkan.. inilah landmark The Lost city of Petra.. Decak kagum dan takjub sungguh tidak bisa dikatakan. dan  terbayar sudah perjalanan yang melelahkan untuk mencapai tempat ini.

Kami tak henti hentinya mengabadikan tempat ini dengan berfoto di antara Kegaduhan para turis yang begitu antusias dan sangat mengagumi tempat ini.

Setelah Puas dengan kekaguman akan petra, kami berjalan kaki untuk pulang sambil sesekali menoleh ke belakang untuk melempar kekaguman yang tersisa. Perjalanan pulang melewati jalan yang sama ketika pergi. Jadi kita masih bisa dengan santai menikmati dinding dinding bukit pasir padat di sepanjang jalan.

Ngobrol dan saling menyapa dengan turis lainnya untuk berbagi kesan tentang Petra yang sangat mengagumkan. Banyak pemandangan unik juga seperti penunggang keledai ini... haha..

Selamat tinggal Petra.. kota kuno yang sangat indah. yang menyimpan cerita dan sejarah peradaban manusia yang harus dijaga kelestariannya.

Kenangan indah dan rasa duka mengantarkan kami untuk kembali ke tanah air. mengantarkan ibu tercinta ke haribaan Bapa di surga..


Tidak ada komentar:

Posting Komentar