Translate

Minggu, Oktober 30, 2016

Sharm El Sheikh, Egypt

Keindahan Panorama di Pesisir Mediteranian

By: Benediktus Beben

Setelah meninggalkan kota Kairo yang sarat cerita dan sejarah, kami mengunjungi salah satu kota yang sangat modern yang bernama Sharm el Sheikh.

Sharm el-Sheikh adalah sebuah kota wisata yang terletak di Provinsi Sinai yang berada di antara daratan pesisir Mediteranian, daratan pesisir Laut Merah, dan Gunung Sinai.

Dan kini merupakan tempat wisata paling populer yang mendapat julukan dari para turis sebagai “surganya” Timur Tengah karena keindahan alam bawah lautnya.

Menurut BBC, Sharm el-Sheikh adalah kawasan yang populer di kalangan wisatawan Israel, Yordania, Mesir, Rusia dan Eropa.

Kota Sharm el-Sheikh sudah jauh berubah bila dibandingkan pada tahun 1980-an. Dahulu, daerah ini hanya merupakan desa nelayan  kecil.

Salah satu resor di Sharm el sheikh
Kawasan ini sempat menjadi bahan rebutan antara Mesir dan Israel. Bahkan, Sharm elSheikh pernah diduduki Israel pada 1956 dan 1967. Namun, Sharm el-Sheikh dikembalikan ke Mesir pada tahun 1982 atas tekanan PBB dan dunia internasional.

Sekarang kawasan yang sangat strategis itu menjadi pantai wisata nomor wahid di Mesir, bahkan di Timur Tengah.

Mesir mulai mengembangkan Sharm el-Sheikh sebagai tempat peristirahatan dan pariwisata dengan membangun beberapa hotel di wilayah itu pada akhir 1980-an.

Sejak itu, tempat tersebut tumbuh menjadi kawasan wisata besar yang menarik investor Barat dan Arab serta ribuan wisatawan yang sebagian besar  merupakan para penyelam yang tertarik dengan perairan hangat yang jernih dan kawanan ikan eksotis.

Pada tahun-tahun itu, Desa Sharm el-Sheikh yang kering telah berkembang menjadi sebuah kota. Warganya merupakan campuran dari wisatawan, staf hotel, pekerja bangunan, pemandu wisata, sopir taksi, serta instruktur selam dan olahraga air.

Area pantai utama Sharm el-Sheikh itu terdiri atas dua teluk pantai, yaitu Na'ama Bay dan Sharm al-Maya. Na'ama Bay adalah pusat dari resor tersebut dan yang paling dikomersialisasikan. Para turis asing menyebutnya sebagai Blackpool.
Na'ama Bay

Resor Sharm el-Sheikh dibuat menyerupai resor-resor yang ada di Eropa maupun Amerika yaitu dengan menggunakan sistem boardwalk yang menghubungkan resor-resor utama.

Para wisatawan bisa melenggang di resor tersebut dengan dimanjakan pemandangan seperti toko-toko, restoran- restoran, klub-klub, dan bahkan hotel mulai hotel bintang 3 sampai bintang 5.

Setelah menempuh perjalanan yang cukup panjang dari kota Kairo, Sampailah kami di kota Sharm El sheikh pada malam hari. Kerlap kerlip cahaya lampu sudah tampak dari kejauhan ketika perjalanan hampir berujung di kota ini.

Lobby Hotel tempat kami nginap
The city
Cahaya lampu dan alunan musik terdengar dari keramaian malam. Kami berhenti di sebuah hotel yang cukup bagus untuk bermalam. Karena hari sudah larut dan badan sudah terlalu lelah, kami memutuskan untuk langsung istirahat.
Matahari pagi mulai bersinar cerah... dari balik jendela kamar tidur, kami disuguhi pemandangan laut yang sangat indah.. Laut yang berwarna biru dan awan putih serta pohon pohon palma menyatu jadi satu nuansa yang harmonis. Kami tidak sabar untuk segera menapakan kaki di pasir pantai dan menikmati nuansa laut yang indah ini. Wisatawan sudah mulai ramai dan kami pun seakan lupa akan kepenatan kami.
Siang hari kami menumpang sebuah glass boat untuk menikmati pemandangan bawah laut dari atas perahu dan menikmati pemandangan kota Sharm El sheikh yang eksotis. Berwarna warni ikan laut berseliweran diantara terumbu karang yang indah terlihat dari glass boat kami. Barangkali  pemandangan inilah yang dapat dinikmati para penyelam yang datang ke kota ini.

Kami sempat berjalan jalan di tengah kot dan mampir ke beberapa toko souvenir yang ada di sepanjang jalan. Pemandangan di kota Sharm el sheikh tidak berbeda jauh dengan kota kota besar lainnya. Resor indah, mall dan pusat hiburan bertebaran di kota ini.

Siang harinya kami makan siang di Hard rock Cafe sambil menikmati kesejukan ruangan ber AC yang lumayan mempan untuk menghilangkan hawa panas dari luar sana. Menurut saya, keadaan dan suasana kota Sharm el Sheikh  jauh berbeda dengan kota Kairo.

Keindahan dan kenyamanan kota ini sangat terasa dibandingkan dengan kota Kairo yang terkesan kuno, berdebu dan agak kumuh.. Tapi semua pengalaman ini akan selalu kami ingat sepanjang hayat. Thanks God sudah membawa kami ke tempat ini dengan penuh syukur..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar